(toc)
Melukai Diri Sendiri: Bagaimana Menghentikan Praktik Berbahaya ini
Gambar oleh Claim Accident Services dari Pixabay |
Banyak yang bertanya-tanya mengapa ada orang yang melakukan tindakan menyakiti diri sendiri, karena itu menyakitkan dan berbahaya. Namun, pada anak autis, melukai diri sendiri lebih sering terjadi. Ada beberapa teori tentang mengapa praktik ini umum terjadi pada anak autis, dan ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk membantu meringankan praktik yang membuat stres ini.
Karena anak autis tidak dapat berkomunikasi melalui bahasa dengan cara yang orang lain bisa, mereka sering merasa frustrasi karena tidak dimengerti atau tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan.
Dengan demikian, anak autis mungkin melakukan tindakan melukai diri sendiri, dengan membenturkan kepala atau menggigit diri sendiri (di antara taktik lainnya), untuk melepaskan sebagian dari rasa frustrasi yang tidak dapat dikomunikasikan melalui kata-kata.
Selain itu, melukai diri sendiri adalah cara untuk mendapatkan perhatian. Frustrasi seorang anak autis sejalan dengan keinginan untuk diperhatikan. Misalnya dengan menggaruk-garuk diri hingga berdarah, anak autis akan langsung mendapat perhatian seseorang, dan orang tersebut akan berusaha memahami apa yang diinginkan atau dibutuhkan anak tersebut.
Teori frustrasi dan perhatian ini telah menjadi satu-satunya pemikiran selama beberapa waktu. Namun, baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa melukai diri sendiri dapat memiliki komponen biokimia yang meredakan sebagian rasa sakit dan frustrasi yang dirasakan seseorang dengan melepaskan endorfin, atau "hormon bahagia", ke dalam sistem seseorang.
Endorfin juga memberikan pelepasan bagi anak autis, memungkinkannya untuk sementara melupakan rasa frustrasi dan rasa sakitnya. Selain itu, diyakini bahwa jika seseorang cukup mempraktikkan tindakan menyakiti diri sendiri, endorfin akan mulai membantu menutupi rasa sakit yang terkait dengan perilaku tersebut, menjadikannya tindakan yang membuat ketagihan.
Sementara beberapa ahli mengatakan bahwa mengabaikan perilaku mencederai diri anak autis adalah metode yang dapat diterima untuk menangani praktik semacam itu, ini jelas bisa sangat sulit.
Yang lain berpendapat bahwa terapi komunikasi dan obat-obatan dapat membantu anak autis dengan memberikan metode komunikasi lain. Ada obat-obatan yang akan membantu menghentikan perilaku adiktif dalam melepaskan endorfin ke dalam sistem, dan dengan demikian membantu menghentikan perilaku tersebut.
Ada juga solusi nutrisi yang tersedia; vitamin B6 dan kalsium telah dikatakan membantu banyak keluarga dengan anak autis.
Untuk anggota keluarga yang terlibat, pelatihan komunikasi untuk mempelajari cara berkomunikasi dengan anak autis juga sangat penting. Karena orang dewasa normal, dan bahkan anak-anak dan remaja, begitu terbiasa berkomunikasi melalui kata-kata atau bahasa tubuh yang mudah dikenali, mereka harus belajar bahwa berkomunikasi dengan anak autis membutuhkan proses yang sama sekali berbeda.
Dengan mencari solusi bagi keluarga dan anak autis yang terlibat dalam perilaku yang merugikan diri sendiri, seseorang mungkin dapat mengatasi praktik yang menyusahkan ini.